Minggu, 05 Januari 2020

PENGAMATAN KAPANG



LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGAMATAN KAPANG

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJZ_aNXjhWceUzChsAWt1VgbpuW3TJn0Ro16VRuew8yXfV5zsj_r4STdhWfCIQmOVcvFr0JHhkR-pvFsRMl0p9_1fDstNtMYcrQHf5cAcxH6mcLjFoAnyPFPq9cEtU2DwwEuXFelA0yvVA/s200/IMG-20181115-WA0004.jpg



                Nama Anggota Kelompok :

                Tiara Rachmawati
1351810317
                 Lovina Lumban Gaol
1351810337
                 Windy Rachmadani
1351810348
                 Fadhiil Hisyam Putra
1351810352
                 Shindy Nasya Azhari
1351810355
                 Siti Munawaroh
1351810364






BAB 1
PENDAHULUAN

     1.1 Latar Belakang
                Kapang adalah mikroorganisme yang termasuk dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Selain kapang, organisme lainnya yangtergolong ke dalam fungi dan penting dalam mikrobiologi pangan adalah khamir dan jamu 
Fungi (jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan nutrisi dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa organik kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap ke dalam sel fungi (Madigan, 2009).
Fungi berbeda dengan tanaman, diantara perbedaannya adalah: (1) Tidak berklorofil; (2) Komposisi dinding sel berbeda, (3) Reproduksi dengan spora, (4) Tidak ada batang, cabang, akar atau daun; (5) Tidak mempunyai system vaskular seperti tanaman; (6) Multiseluler namun tidak mempunyai pembagian fungsi seperti tanaman (Pelczar, 2005).
Fungi berperan di ekosistem sebagai decomposer, hidup dengan mencerna materi organic dari sisa-sisa makhluk hidup seperti sampah daun, kayu tumbang serta jasad organisme yang sudah mati.Fungi juga bisa berperan sebagai parasit, hidup dengan menyerap nutrient dari sel hidup dari organism inang yang mereka serang (Madigan, 2009).
 Fungi memiliki habitat yang beragam. Beberapa fungi akuatik, sebagian besar hidup di perairan tawar, ada juga yang hidup di perairan laut.Sebagian besar dari fungi bersifat terrestrial.Mereka hidup di tanah atau tumbuhan yang sudah mati dan memainkan peran yang sangat penting dalam mengurai materi organik.Sebagian besar fungi ada juga yang menjadi parasit bagi tumbuhan, sebagian kecil menjadi agen penyakit bagi hewan. Fungi bukan hanya menjadi parasit bagi tanaman, ada juga yang bersimbiosis dengan akar tanaman, membantunya dalam proses penyerapan mineral dari tanah (Madigan, 2009).
 Fungi berkembangbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi secara vegetatif ialah: (1) Spora biasa yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok kecil-kecil, masing-masing mempunyai membran inti sendiri; (2) Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih; (3) Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora; (4) Jika bagian miselium-miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-bagian itu disebut artrospora (Natsir, 2003). Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok  berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang biasa disebut kapang (Pelczar, 2005)                          
 1.2  Rumusan Masalah
1. Apa itu Kapang?                                       
2.  Apa saja jenis-jenis Kapang?
3.  Apa kerusakan yang di sebabkan oleh Kapang?
     4.  Bagaimana reproduksi Kapang?
     1.3  Tujuan
      1.      Untuk mengetahui pengertian dari kapang.
      2.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kapang.
     3.      Untuk mengetahui sifat-sifat beberapa jenis kapang.
   4.      Untuk mengetahui apa saja kerusakan yang di sebabkan oleh kapang.
   5.      Untuk mengetahui bagaimana reproduksi yang terjadi pada kapang.

  1.4  Manfaat
  Pada praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui  metode identifikasi atau pengamatan kapang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Fungi (jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan nutrisi dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa organik kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap ke dalam sel fungi (Madigan, 2009).
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya. Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dan karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa)., sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sendiri. Tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan dari substrat, misalkan thaimin dan biotin (Waluyo,2007).
Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok  berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang biasa disebut kapang (Pelczar, 2005)
2.1. kapang
Kapang atau jamur termasuk golongan Eymycetes atau fungi sejati yang terdiri atas empat kelas, yaitu Phycomycetes, Asomycetes,Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Identifikasi kapang atau jamur dapat dilakukan berdasarkan atas sifat-sifat morfologinya. Berdasarkan atas pengamatan secara mikroskopik, maka kapang atau jamur dapat ditentukan sampai genusnya atau kadang-kadang dapat ditentukan sampai spesiesnya ( Natsir, 2008)
Kapang adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam mikrobiologi pangan karena selain berperan penting dalam industri makanan, kapang juga banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.(Waluyo, 2007)
2.2. Rhizopus
Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti adalah R. stolonifer dan R.nigricans. selain merusak makanan, beberapa spesies Rhizopus juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi tradisional, misal R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan dalam fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam.
Ciri-ciri spesifik Rhizopus adalah :
a.    Hifa nonseptat
b.    Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua
c.    Sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid
d.   Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam
e.     Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir
f.     Tidak mempunyai sporangiola 
g.    Membentuk hifa vegetative yang melakukan penetrasi pada substrat dan hifa fertil yang  memproduksi sporangia pada ujung sporangiofor
 h.    Pertumbuhannya cepat membentuk miselium seperti kapas
2.3. Aspergillus
Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi, oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air rendah. Grup ini mempunyai konidia berwarna hijau, dan membentuk askospora yang terdapat didalam aski perithesia berwarna kuning sampai merah. Grup A. niger mempunyai kepala pembawa konidia yang besar yang dipak secara padat, bulat dan berwarna hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen. Grup A. flavus-oryzae termasuk spesies yang penting dalam fermentasi beberapa makanan tradisional dan untuk memproduksi enzim, tetapi kapang dalam grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan. A. oryzae digunakan dalam fermentasi tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia dalam grup ini berwarna kuning sampai hijau, dan mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-ciri spesifik Aspergillus adalah :
a.    Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang terdapat dibawah permukaan merupakan hifa vegetatif sedangkan yang muncul diatas permukaan adalah hifa fertil.
b.    Koloni kelompok
c.    Konidiofora septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel miselium yang bengkak dan berdinding tebal)
d.   Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana tumbuh konidia
e.    Sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna
f.     Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hita
  g.    Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 370 C atau lebih
BAB III
METODE PENELITIAN 

3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Praktikum Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya, pada hari Selasa, 29 Oktober 2019 pukul 08.00-11.20 WIB.
3.2 Alat:
1.Masker
2. Sarung tangan
3. Bunsen
4.  Rak tabung reaksi
5. Korek api
6. Kapas
7. Semprotan alkohol
8. Mikroskop
9.  Cawan petri
10. Objek glass

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum mikrobiologi kali ini adalah pemeriksaan morfologi pada kapang dan khamir. Seperti yang di rujuk pada tinjauan pustaka pengertian dari kapang adalah  sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki filamen (miselium). Sedangkan pengertian dari khamir adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah yang membentuk miselium dengan percabangan.
Sampel yang digunakan adalah tempe, roti dan air tape, pemilihan bahan tersebut bertujuan untuk mempermudah pencarian bahan, kapang mudah dilihat karena penampangnya yang berserabut seperti kapas pada awal kemudian jika spora telah timbul akan terbentuk warna sesuaijenis kapangnya,   bahan mudah mengalami pembusukan, mempermudah identifikasi jamur/fungi, dan harga terjangkau.
Dalam melakukan praktikum ini praktikan diharapkan menggunakan masker ,  sarung tangan,  membersihkan area meja  dengan alkohol, dan memfiksasi preparat serta pisau pemotong pada lidah api bunsen, hal ini bertujuan untuk mensterilkan tempat praktek dan mengurangi kontaminasi terhadap sampel.





BAB V
KESIMPULAN
4.1 kesimpulan
  1. Pengamatan di lakukan dengan menggunakan preparat sederhana
  2. Mikrobiologi dari golongan kapang yang di temukan adalah rhizopus sp pada tempe,aspergillus pada roti sedangkan dari golongan kamir microbiologi yang di dapat adalah Saccharomyces cerevisiae
        4.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikan kedepannya diharap semua dapatmengetahui dan menguasai hal-hal
yang harus di perhatikan dalam setiap praktikum serta semua cara kerja dalam memulai praktikum.

Daftar Pustaka
Michael, T. Madigan. et al. (2009). Biology of Microorganisms. 12 th ed
Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S., 2005, “Dasar-dasar Mikrobiologi 1”, Alih bahasa: Hadioetomo, R. S., Imas ...
Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
L Waluyo. Malang: UMM Press, 2008 ... Cetakan Pertama, UMM Pres, Malang, 2008 ... L Waluyo. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Malang, 2007.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar