LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGAMATAN KAPANG
Nama Anggota Kelompok :
|
|
Tiara Rachmawati
|
1351810317
|
Lovina Lumban Gaol
|
1351810337
|
Windy Rachmadani
|
1351810348
|
Fadhiil Hisyam Putra
|
1351810352
|
Shindy Nasya Azhari
|
1351810355
|
Siti Munawaroh
|
1351810364
|
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kapang adalah mikroorganisme yang termasuk
dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan
kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke
dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Selain kapang,
organisme lainnya yangtergolong ke dalam fungi dan penting dalam mikrobiologi
pangan adalah khamir dan jamu
Fungi
(jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun
dari kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof,
karena mendapatkan nutrisi dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang
dapat mencerna senyawa organik kompleks seperti polisakarida dan protein
menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap ke dalam sel fungi (Madigan,
2009).
Fungi
berbeda dengan tanaman, diantara perbedaannya adalah: (1) Tidak berklorofil;
(2) Komposisi dinding sel berbeda, (3) Reproduksi dengan spora, (4) Tidak ada
batang, cabang, akar atau daun; (5) Tidak mempunyai system vaskular seperti
tanaman; (6) Multiseluler namun tidak mempunyai pembagian fungsi seperti
tanaman (Pelczar, 2005).
Fungi
berperan di ekosistem sebagai decomposer, hidup dengan mencerna materi organic
dari sisa-sisa makhluk hidup seperti sampah daun, kayu tumbang serta jasad
organisme yang sudah mati.Fungi juga bisa berperan sebagai parasit, hidup
dengan menyerap nutrient dari sel hidup dari organism inang yang mereka serang
(Madigan, 2009).
Fungi
memiliki habitat yang beragam. Beberapa fungi akuatik, sebagian besar hidup di
perairan tawar, ada juga yang hidup di perairan laut.Sebagian besar dari fungi
bersifat terrestrial.Mereka hidup di tanah atau tumbuhan yang sudah mati dan
memainkan peran yang sangat penting dalam mengurai materi organik.Sebagian
besar fungi ada juga yang menjadi parasit bagi tumbuhan, sebagian kecil menjadi
agen penyakit bagi hewan. Fungi bukan hanya menjadi parasit bagi tanaman, ada
juga yang bersimbiosis dengan akar tanaman, membantunya dalam proses penyerapan
mineral dari tanah (Madigan, 2009).
Fungi
berkembangbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora.
Macam spora yang terjadi secara vegetatif ialah: (1) Spora biasa yang terjadi
karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok kecil-kecil,
masing-masing mempunyai membran inti sendiri; (2) Konidiospora, yaitu spora
yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih; (3) Pada
beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal;
bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora; (4) Jika bagian
miselium-miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka
bagian-bagian itu disebut artrospora (Natsir, 2003). Secara umum fungi dapat
dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi
bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler
yang biasa disebut kapang (Pelczar, 2005)
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa itu
Kapang?
2.
Apa saja jenis-jenis Kapang?
3.
Apa kerusakan yang di sebabkan oleh Kapang?
4.
Bagaimana reproduksi Kapang?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari kapang.
2.
Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kapang.
3.
Untuk mengetahui sifat-sifat beberapa jenis kapang.
4.
Untuk mengetahui apa saja kerusakan yang di sebabkan oleh kapang.
5.
Untuk mengetahui bagaimana reproduksi yang terjadi pada kapang.
1.4 Manfaat
Pada praktikum ini mahasiswa dapat
mengetahui metode identifikasi atau pengamatan kapang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungi (jamur) merupakan organisme
eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin dan memiliki
nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan nutrisi
dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa
organik kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan
kemudian diserap ke dalam sel fungi (Madigan, 2009).
Fungi ada
yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam
memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang
ditumpanginya. Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari
benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein
dengan mengambil sumber karbon dan karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau
maltosa)., sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitamin-vitamin
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sendiri. Tetapi ada juga
yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan dari substrat,
misalkan thaimin dan biotin (Waluyo,2007).
Secara
umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan atas tipe selnya
yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat
multiselluler yang biasa disebut kapang (Pelczar, 2005)
2.1. kapang
Kapang
atau jamur termasuk golongan Eymycetes atau fungi sejati yang terdiri
atas empat kelas, yaitu Phycomycetes, Asomycetes,Basidiomycetes, dan
Deuteromycetes. Identifikasi kapang atau jamur dapat dilakukan berdasarkan
atas sifat-sifat morfologinya. Berdasarkan atas pengamatan secara mikroskopik,
maka kapang atau jamur dapat ditentukan sampai genusnya atau kadang-kadang
dapat ditentukan sampai spesiesnya ( Natsir, 2008)
Kapang
adalah sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki
filamen (miselium). Kapang termasuk mikroba yang penting dalam mikrobiologi
pangan karena selain berperan penting dalam industri makanan, kapang juga
banyak menjadi penyebab kerusakan pangan. Kapang adalah fungi multiseluler yang
mempunyai filamen dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena
penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan
berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna
tergantung dari jenis kapang.(Waluyo, 2007)
2.2. Rhizopus
Rhizopus sering disebut kapang roti karena sering tumbuh dan
menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga sering tumbuh pada
sayuran dan buah-buahan. Spesies Rhizopus yang sering tumbuh pada roti adalah R.
stolonifer dan R.nigricans. selain merusak makanan, beberapa spesies
Rhizopus juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi tradisional,
misal R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan dalam
fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam.
Ciri-ciri
spesifik Rhizopus adalah :
a.
Hifa nonseptat
b.
Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua
c.
Sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid
d.
Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam
e.
Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir
f.
Tidak mempunyai sporangiola
g.
Membentuk hifa vegetative yang melakukan penetrasi pada substrat dan hifa
fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofor
h.
Pertumbuhannya cepat membentuk miselium seperti kapas
2.3. Aspergillus
Kapang
ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi, oleh
karena itu dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air rendah. Grup ini
mempunyai konidia berwarna hijau, dan membentuk askospora yang terdapat didalam
aski perithesia berwarna kuning sampai merah. Grup A. niger mempunyai
kepala pembawa konidia yang besar yang dipak secara padat, bulat dan berwarna
hitam, coklat hitam atau ungu coklat. Konidianya kasar dan mengandung pigmen.
Grup A. flavus-oryzae termasuk spesies yang penting dalam fermentasi
beberapa makanan tradisional dan untuk memproduksi enzim, tetapi kapang dalam
grup ini sering menyebabkan kerusakan makanan. A. oryzae digunakan dalam
fermentasi tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia dalam grup
ini berwarna kuning sampai hijau, dan mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-ciri
spesifik Aspergillus adalah :
a.
Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang terdapat
dibawah permukaan merupakan hifa vegetatif sedangkan yang muncul diatas
permukaan adalah hifa fertil.
b.
Koloni kelompok
c.
Konidiofora septat dan nonseptat, muncul dari “foot cell” (yaitu sel
miselium yang bengkak dan berdinding tebal)
d.
Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana
tumbuh konidia
e.
Sterigmata atau fialida biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna
f.
Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hita
g. Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 370 C
atau lebih
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Praktikum Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya, pada hari Selasa, 29 Oktober 2019 pukul
08.00-11.20 WIB.
3.2 Alat:
1.Masker
2. Sarung tangan
3. Bunsen
4. Rak tabung reaksi
5. Korek api
6. Kapas
7. Semprotan alkohol
8. Mikroskop
9. Cawan petri
10. Objek glass
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum mikrobiologi kali ini
adalah pemeriksaan morfologi pada kapang dan khamir. Seperti yang di rujuk pada
tinjauan pustaka pengertian dari kapang adalah
sekelompok mikroba yang tergolong dalam fungi dengan ciri khas memiliki
filamen (miselium). Sedangkan pengertian dari khamir adalah fungi bersel
satu yang mikroskopik, beberapa genara adalah yang membentuk miselium dengan
percabangan.
Sampel yang
digunakan adalah tempe, roti dan air tape, pemilihan bahan tersebut bertujuan
untuk mempermudah pencarian bahan, kapang mudah dilihat karena penampangnya
yang berserabut seperti kapas pada awal kemudian jika spora telah timbul akan
terbentuk warna sesuaijenis kapangnya,
bahan mudah mengalami pembusukan, mempermudah identifikasi jamur/fungi,
dan harga terjangkau.
Dalam
melakukan praktikum ini praktikan diharapkan menggunakan masker , sarung tangan, membersihkan area meja dengan alkohol, dan memfiksasi preparat serta
pisau pemotong pada lidah api bunsen, hal ini bertujuan untuk mensterilkan
tempat praktek dan mengurangi kontaminasi terhadap sampel.
BAB V
KESIMPULAN
4.1 kesimpulan
- Pengamatan di lakukan dengan menggunakan preparat sederhana
- Mikrobiologi dari golongan kapang yang di temukan adalah rhizopus sp pada tempe,aspergillus pada roti sedangkan dari golongan kamir microbiologi yang di dapat adalah Saccharomyces cerevisiae
4.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikan
kedepannya diharap semua dapatmengetahui dan menguasai hal-hal
yang harus di perhatikan dalam
setiap praktikum serta semua cara kerja dalam memulai praktikum.
Daftar Pustaka
Michael, T. Madigan.
et al. (2009).
Biology of Microorganisms. 12 th ed
Pelczar,
M. J. dan Chan, E. C. S., 2005, “Dasar-dasar
Mikrobiologi 1”, Alih bahasa: Hadioetomo, R. S., Imas ...
Dwidjoseputro, D.1994. Dasar – Dasar Mikrobiologi.
Djambatan : Jakarta
L Waluyo.
Malang: UMM Press, 2008 ... Cetakan Pertama, UMM Pres,
Malang, 2008
... L Waluyo.
Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Malang, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar