Kamis, 02 Januari 2020

pengujian ALT dengan sampel sinom dan tahu

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGUJIAN ALT (ANGKA LEMPENG TOTAL) DENGAN SAMPEL TAHU DAN SINOM









                Nama Anggota Kelompok :


                Tiara Rachmawati
1351810317
                 Lovina Lumban Gaol
1351810337
                 Windy Rachmadani
1351810348
                 Fadhiil Hisyam Putra
1351810352
                 Shindy Nasya Azhari
1351810355
                 Siti Munawaroh
1351810364











AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Zaman semakin modern, perkembangan teknologi pun kian pesat. Segala bentuk pengobatan juga semakin maju. Namun, pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan alam seperti tanaman atau biasa disebut dengan obat herbal masih diminati masyarakat. Jamu sinom yang dijajakan di daerah ketintang sekitar. Jamu sinom tersebut dianggap oleh masyarakat aman dikonsumsi karena berasal dari bahan alam tanpa adanya pengawet atau bahan kimia tambahan. Selain itu harganya pun sangat terjangkau. Pangan merupakan kebutuhan dan hak dasar manusia penyediaan pangan tidak hanya menyangkut jumlahnya tetapi keamanannya. Aspek keamanan sangat penting karena menyangkut kesehatan masyarakat jaminan pangan di indonesia belum ada. Hal tersebut menyebabkan adanya keracunan dengan makanan tersebut. Tahu adalah mengandung kurang lebih 75% air di samping protein dan lemak produk ini mudah sekali rusak sehing cocok sebagai media pertumbuhan mikroorganisme yang tumbuh.
Uji ALT digunakan untuk menghitung banyaknya bakteri yang tumbuh dan berkembang pada sampel, juga sebagai acuan yang dapat menentukan kualitas dan keamanan simplisia (Depkes RI, 1994). Salah satu parameter dari Peraturan KBPOM Nomor 12 Tahun 2014 menyatakan bahwa untuk Angka Lempeng Total (ALT) tidak lebih dari 104. Yang masih diperbolehkan menurut standart nasional indonesia SNI: 01-3142-1998 yaitu maksimal negatif/25 gram dengan cemaran bakteri salmonella sp.

1.2 RUMUSAN MASALAH

  • Metode apa yang di gunakan dalam pengujian sampel sinom dan tahu?
  • Bagaimana metode ALT dilakukan dengan sampel sinom dan tahu
1.3 TUJUAN

  • Untuk megetahui metode yang digunakan untuk pengujian sinom dan tahu
  • Untuk mengetahui cara metode ALT pada sampel sinom dan tahu
1.4 MANFAAT

  • Untuk menghitung koloni bakteri pada metode ALT (Angka Lempeng Total)
  • untuk mengetahui cemaran bakteri pada sampel sinom dan tahu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 METODE ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT)
      Metode kualitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada sampel yang di gunakan adalah sinom dan tahu dengan uji ALT adalaqh menghitung jumlah mikroba aerob mesofilik yang ditemukan dalam per gram atau per mililiter. Dengan metode pour plate pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-45 derajat celcius dengan posisi di balik. ALT dapat digunakan sebagai indikator proses higine sanitasi pada suatu produk, analisis mikroba lingkungan pada produk jadi, indikator proses pengawasan dan di gunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidaknya di terimanya suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya
         prinsip dari metode ini adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang mesih hidup pada media agar sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung  dan hitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. metode ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu homogenisasi sampel, pengenceran, inokulasi & inkubasi dan interpretasi ALT

2.2 PREPARASI
  • Homogenasi sampel merupakan salah satu tahap yang harus dilakukan pada sampe supaya diperoleh distribusi mikroba yang merata di dalam sampel sehingga mudah untuk diamati. Tujuannya adalah untuk membebaskan sel bakteri ataupun jamur yang masih terlindungi oleh partikel dari sampel yang akan diperiksa. Proses inimenggunakan alat bantu vortex supaya sampel dapat bercampur dengan pengencernya.

  • Pengenceran bertujuan untuk membantu dalam perhitungan koloni yang benar. Apabila tidak dilakukan pengenceran, maka suspanse akan terlalu pekat mengakibatkan pertumbuhan bakteri ataujamur yang saling menumpuk dan akan terpisah dengan jelas dan sulit untuk dihitung. Namun pengenceran yang terlalu tinggi akan menghasilkan lempeng agar degan jumlah koloni yang rendah (< 30 koloni), sehingga perlu dilakukan tahap optimasi pengenceran, sehingga diperoleh pengenceran yang sesuai yaitu dengan kisaran 101 hingga 104. Prinsip pengenceran adalah diperolehnya individu bakteri atau fungi yang tumbuh secara terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi.
  • Inokulasi dan inkubasi inokulasi sampel dapat dilakukan secara pour plate maupun spread plate, inokulasi prinsipnya adalah untuk membunuh bakeri atau jamur yang telah tumbuh  terpisah pada proses pengenceran kemudian ditumbuhkan pada media agar cawan petri supaya mengetahui koloni bakteri atau jamur yang nantinya di hitung kemudian di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-45 derajat celcius dalam posisi terbalik
  • Interpretasi ALT yaitu menghitung koloni yang tumbuh pada cawn petri menggunakan colony counter. dihitung rata-rata jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan dinyatakan hasilnya sebagai jumalh bakteri per ml atau per gram. Untuk rata-rata jumlah koloni dihitung dengan rumus : ( jumlah 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 − 𝑘) 𝑥 𝑃 ⅀ 𝑃 ⅀Koloni = jumlah koloni pada pertridis sampel K = jumlah koloni pada petridist kontrol P = besar pengenceran jumlah P = jumlah pengenceran koloni yang dihitung


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  WAKTU DAN TEMPAT
Hari/ tanggal          : Selasa , 24 desember 2019
Waktu                     : 08.00 – 11.20
Tempat                   : Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya

3.2  ALAT
            Cawan petri, mikropipet, erlemeyer, batang pengaduk, tabung reaksi, hot plate, autoclave, pipet ukur, bunsen, alkohol, tisu, kaca arloji, plastik wrab, benang bol, kasa, filler, kertas perkamen, bluetip, mortir dan stamfer

3.3  BAHAN
  1. Media Nutrient Agar  (NA)
  2. Media Nutrient Broth (NB)
  3. NACL
  4. Tahu 
  5. Sinom
3.4 CARA PEMBUATAN PENGENCERAN SAMPEL PADATAN
       1. Menghaluskan sampel tahu dengan mortir dan stamfer
       2. Menimbang sampel tahu sebanyak 1 gram di kaca arloji
       3. Sampel tahu di larutkan dengan NACL sebanyak 100 ml dalam erlemeyer yang steril
       4. Dipipet sampel tahu dengan cara aseptis sebanyak 1 ml dengan mikropipet di masukkan di                   tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml kemudian tabung di beri label padatan 101
       5. Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 101 mikropipet sebanyak 1 ml                              dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah            itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                   reaksi di beri label padatan 102
      6.   Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 10mikropipet sebanyak 1 ml                             dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah            itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                   reaksi di beri label padatan 103
    7.    Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 103 mikropipet sebanyak 1 ml                              dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah            itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                   reaksi di beri label padatan 104
     8.   Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 104 mikropipet sebanyak 1 ml                              dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah            itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                   reaksi di beri label padatan 105
     9.  Setelah selesai semua tabung reaksi yang di homogenkan di beri plastik wrab dan sumbat                   kemudian di inkubasi selama 24 jam

3.5 CARA PEMBUATAN PENGENCERAN SAMPEL CAIRAN
      1. Menuangkan sinom dalam beker glass kemudian di pipet dengan pipet ukur sebanyak 10 ml
      2  Sampel sinom kemudian di larutkan dengan NACL sebanyak 100 ml dalam erlemeyer yang                steril
      3. Dipipet sampel sinom dengan cara aseptis sebanyak 1 ml dengan mikropipet di masukkan di                tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml kemudian tabung di beri label cairan 101
      4. Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 101 mikropipet sebanyak 1 ml                              dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah            itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                   reaksi di beri label cairan 102
       5. Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 10mikropipet sebanyak 1 ml                              dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah             itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                  reaksi di beri label cairan 103
        6.  Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 103 mikropipet sebanyak 1 ml                             dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah             itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                  reaksi di beri label cairan 104
         7.  Kemudian di pipet tabung reaksi dengan konsentrasi 104 mikropipet sebanyak 1 ml                             dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NB sebanyak 9 ml dengan cara aseptis setelah             itu di homogenkan dengan cara pipet sedot dan di keluarkan sebanyak 3x kemudian tabung                  reaksi di beri label cairan 105
          8. Setelah selesai semua tabung reaksi yang di homogenkan di beri plastik wrab dan sumbat                   kemudian di inkubasi selama 24 jam.

3.6 CARA KERJA MEDIA NA METODE POUR PLATE DENGAN SAMPEL TAHU
      1. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 1 padatan yang di                      inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet               dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan                 angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24jam
      2. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 2 padatan yang di                      inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24 jam
      3. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 3 padatan yang di                      inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi selama 24 jam
       4.  Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 4 padatan yang di                      inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi selama 24 jam       
      5.  Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 5 padatan yang di                      inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi selama 24 jam.


3.6 CARA KERJA MEDIA NA METODE POUR PLATE DENGAN SAMPEL SINOM
       1. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 1 cairan yang di                        inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24 jam.
       2. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 2 cairan yang di                        inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24 jam.
       3. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 3 cairan yang di                        inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24 jam.
       4. Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 4 cairan yang di                        inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24 jam.
       5 Bakteri basillus subtilis dari konsentrasi dari tabung reaksi 10 pangkat 5 cairan yang di                        inkubasi selam 24 jam dipipet dengan mikropipet sebanyak 1 ml kemudian media na dipipet                dengan pipet ukur sebanyak 15 ml dengan cara aseptis kemudian cawan petri di pour dengan               angka 8 searah jarum jam. kemudian di wrab dan di inkubasi 24 jam


   
BAB IV 
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
    Pada praktikum kali ini hasil yang terdapat pada uji alt padatan pada tabung reaksi setelah di inkubasi adalah adanya bakteri pada tabung reaksi dengan konsentrasi 10 pangkat satu sampai 10 pangkat 5. Kemudain pada hasil yang terdapat pada uji alt cairan pada tabung reaksi setelah di inkubasi adalah adanya bakteri pada tabung reaksi dengan konsentrasi 10 pangkat satu sampai 10 pangkat 5. Pada media agar dengan metode pour plate koloni bakteri tidak dapat dihitung karena bakteri terlau banyak untuk di hitung

4.2 PEMBAHASAN
 Metode kualitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada sampel yang di gunakan adalah sinom dan tahu dengan uji ALT adalaqh menghitung jumlah mikroba aerob mesofilik yang ditemukan dalam per gram atau per mililiter. Dengan metode pour plate pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-45 derajat celcius dengan posisi di balik. ALT dapat digunakan sebagai indikator proses higine sanitasi pada suatu produk, analisis mikroba lingkungan pada produk jadi, indikator proses pengawasan dan di gunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidaknya di terimanya suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya

         prinsip dari metode ini adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang mesih hidup pada media agar sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung  dan hitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. metode ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu homogenisasi sampel, pengenceran, inokulasi & inkubasi dan interpretasi ALT

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
    prinsip dari metode ini adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang mesih hidup pada media agar sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung  dan hitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. metode ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu homogenisasi sampel, pengenceran, inokulasi & inkubasi dan interpretasi ALT.

5.2 SARAN
   Sebaiknya dalam memilih makanan di luar rumah di lihat lingkungan sekitar tempat berjulan pedagang bersih atau tidak kemudian lalu lalang dari kendaraan bermotor
      








Tidak ada komentar:

Posting Komentar