LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
TEKNIK ISOLASI BAKTERI
TEKNIK ISOLASI BAKTERI
Nama
Anggota Kelompok :
|
|
Tiara
Rachmawati
|
1351810317
|
Lovina
Lumban Gaol
|
1351810337
|
Windy
Rachmadani
|
1351810348
|
Fadhiil
Hisyam Putra
|
1351810352
|
Shindy
Nasya Azhari
|
1351810355
|
Siti
Munawaroh
|
1351810364
|
AKADEMI
FARMASI SURABAYA
2019
2.1.2 Metode tuang atau pour plate (shake culture)
2.1.5. Stab culture
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi ialah ilmu yang
mempelajari tentang mikroorganisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia
mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme : Bakteri, Protozoa, Virus,
serta Algae, dan cendawa miroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita dapat
mempelajari tentang jasad-jasad renik ciri-cirinya kekerabatan antara sesamanya
seperti juga sam dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya dan
peranannya dalam kesehatan dan kesejahteraan kita . mikroorganisme sangat erat
kaitannya dengan kehidupan kita beberapa diantaranya dapat bermanfaat dan merugikan
beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam
kegiatan manusia sehari-hari seperti pembutan anggur,keju,yogurt,penisilin serta
proses-proses perlakuan pembuangan limbah (michael, 2007).
Mikroorganisme pada suatu lingkungan
alami merupakan populasi campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada
tanah, air, udara, makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun
tumbuhan. Pemisahan bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari
kultural, morfologi, fisiologi, dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut
disebut isolasi yang disertai dengan pemurnian. Pengertian isolasi bakteri
yaitu suatu proses mengambil bakteri dari medium atau dari lingkungan asalnya
lalu menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni
(Singleton & Sainsbury, 2006).
1.2
Rumusan Masalah
Ada
berapa dan bagaimana teknik isolasi bakteri?
1.3
Tujuan
Untuk mengetahui jenis-jenis
dan cara isolasi bakteri
1.4 Manfaat
Pada praktikum ini mahasiswa dapat mengetahuijemis-jenis dan cara kerja teknik
isolasi bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ada dalam
suatu lingkungan alami merupakan campuran dari banyak jenis mikroorganisme,
oleh karena itu dalam proses pembiakan salah satu jenis mikroorganisme perlu
adanya pemisahan untuk mengetahui jenis, bentuk morfologi, fisiologi dan
karakter dari mikroorganisme terentu. Teknik pemisahan ini disebut isolasi yang
disertai dengan pemurnian (Koes, 2006).
2.1 Teknik Isolasi Mikroorganisme
Teknik
isolasi untuk memperoleh biakan murni ada beberapa cara tergantung substratnya.
Isolasi mikroba dari substrat cair dapat menggunakan cara sebar (spread
method) dan cara tuang (pour-plate method). Isolasi mikroba dari
substrat padat dapat menggunakan cara tabur (spread method) dan cara
suspensi. Hal yang perlu diperhatikan pula adalah dalam memilih sumber biakan,
seperti memilih koloni yang representatif untuk diambil menjadi biakan murni.
Koloni yang berada di bagian tengah dari sampel biasanya kurang terkontaminasi
dibandingkan koloni yang berada di bagian pinggir (Harley & Prescott,
2002). Selain itu, koloni yang dipilih adalah yang benar-benar telah terpisah
dengan koloni lain (Madigan dkk., 2011). Setelah melakukan isolasi, diperlukan
upaya untuk menjaga agar biakan tersebut tetap baik, misalnya dengan disimpan
di pendingin atau alat pengering (Harley & Prescott, 2002). Berikut
penjelasannya :
2.1.1. Metode gores atau
streak plate (culture)
Menggunakan
kawat ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu
dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas
dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk
koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar
didapatkan biakan murni.
Untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan, yang biasanya diperoleh
dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan
menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan
yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan
sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi
kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores
Gambar 2.1.1 Metode streak plate |
2.1.2 Metode tuang atau pour plate (shake culture)
dilakukan
dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada
suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan
suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan
diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing
dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Gambar 2.1.2 Isolasi mikroba dari substrat cair dengan metode suspensi. |
2.1.3. Metode sebar
atau spread plate
dilakukan
dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya
secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara
individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal
Gambar 2.1.3 Metode memperoleh biakan murni |
2.1.4. Slant culture
Ujung
kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-agar miring dalam
tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa zig-zag pada
permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara
ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba
dalam keadaan kekurangan oksigen.
Gambar 2.1.4 Isolasi mikroba dari substrat cair dengan metode suspensi (a), (b), dan (c) Stab culture dan (d) Slant Culture. |
2.1.5. Stab culture
Ujung
kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-agar) dalam
tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini tidak
miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji
gerak bakteri secara makroskopis
Pengujian total mikroba dilakukan
dengan menggunakan metode cawan. Metode hitungan cawan paling banyak digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara
lain, medium plate count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet,
inkubator (Safitri dan Swarastuti, 2011). Pembakar Bunsen, untuk mensterilkan
peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar ujung peralatan
tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven, untuk mensterilkan cawan petri
dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut
kedalam oven dan dipanaskan dengan suhu 160 - 170oC selama 1-2 jam. Autoklave,
untuk mensterilkan tabung reaksi bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat ini
dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklave yang ditutup dengan
rapat dan nyalakan autoklave dengan temperature 121°C dan tekanan antara
15-17,5 psi (pound persquare inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul,
2012).
2.1.6
Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu
sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Hasil pengenceran ini kemudian
diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran
yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat,
kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam
medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni
saja. Hal yang demikian ini dapat kita jadikan biakan murni. Jika kita belum
yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang
murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini
sebagai sampel.
Gambar 2.1.6 Teknik pengenceran |
2.1.7.Teknik
Isolasi Khamir dan Jamur
Menurut
Lestari, T. P (2018,) khusus untuk isolasi khamir dan jamur dikenal beberapa
teknik inokulasi, yaitu:
a) Teknik pengenceran,
b) Teknik Hansen,
c) Teknik Lindner,
d) Mikromanipulator,
e) Isolasi spora dan
sporangium.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.4 Metode :
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Praktikum Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya, pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 pukul
08.00-11.20 WIB.
3.2 Alat:
1.
Masker
2.
Sarung tangan
3.
Bunsen
4.
Jarum ose
5.
Tabung reaksi
6.
Rak tabung reaksi
7.
Korek api
8.
Kapas
9.
Semprotan alkohol
10.
Pipet Filler
11.
Pipet volume
12.
Cawan petri
13.
Erlemeyer
14.
Inkubator
3.3 Bahan :
1. Nutrient
Agar (NA),
2. Nutrient
Broth (NB),
3. Aquadest,
4. Alkohol3.4 Metode :
a. Spread plate method atau
cara tebar/sebar
Cara
kerja
1. Pipet
mikroba yg akan di amati sebanyak 0,1 ml di depan api bunsen
2. Flambir
terlebih dahulu pinggiran cawan petri, lalu buka cawan petri didepan api
bunsen.
3. Masukkan
mikroba tepat di tengah-tengah cawan petri, tutup dan flambir kembali pinggiran
cawan petri
4. Bakar
batang spreader yang sebelumnya telah direndam dengan alkohol, lalu tunggu
dingin.
5. Sebarkan
mikroba dengan cara memutar batang spreader secara perlahan/hati-hati hingga
mikroba merata
6. Hati-hati
jangan sampai melukai media yang digunakan
7. Keluarkan
batang spreader, bakar lalu masukkan ke dalam alkohol kembali
8. Flambir
pinggiran cawan kembali.
9. Lalu
wrap bagian pinggir cawan petri
b.
Streak plate method
(cara gores)
Cara
kerja
1. Bakar
jarum ose hingga membara pada bagian besi yang berbentuk bulat sampai ke
atasnya sedikit, biarkan hingga agak dingin
2. Buka
penutup tabung yang berisi mikroba yang telah dilarutkan lalu flambir mulut
tabung
3. Masukkan
jarum ose hingga bagian ujung bulat tercelup ke dalam tabung, lalu keluarkan
dan tutup kembali tabung tersebut
4. Flambir
pinggiran cawan petri yang berisi NA, agar padat, lalu buka penutup cawan petri
dan masukkan jarum ose
5. Gores
perlahan zig-zag sesuai dengan teknik goresan yang dipakai dan perhatikan
secara seksama garis goresan agar tidak ada yang terputus dan jangan sampai
“melukai” media NA tersebut
6. Tutup
dan flambir pinggiran cawan tersebut,lalu di wrap.
c.
Pour plate method
Cara
kerja
1. Pipet
mikroba yang akan digunakan menggunakan mikro pipet, lalu ambil cawan petri
steril yang belum berisi media NA dan flambirlah pinggirannya terlebih dahulu
2. Buka
cawan petri dan masukkan mikroba yang telah di pipet tadi.
3. Kemudian
pipetlah media NA agar yang masih cair sebanyak 15ml dan masukkan kedalam cawan
petri yang telah berisi mikroba tadi
4. Tutup
cawan petri lalu flambir pinggirannya
5. Letakkan cawan petri di meja kerja, lalu mulai mencampur mikroba dan
media NA dengan cara di gerakkan di atas meja kerja membentuk angka 8 secara
perlahan-lahan (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu lambat)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
praktikum Mikrobiologi kali ini bakteri yang digunakan adalah Bacillus
subtilis, Streptococcus, Escheria coli, Psseudomonas, dan media yang
digunakan adalah NA dan NB. Masing- masing bakteri akan ditanam pada media NA
di cawan petri, tabung reaksi tegak, dan tabung reaksi miring. Dan pada media
NB (cair). Pada tabung teaksi tegak digunakan untuk mengetahui kebutuhan
oksigen dari bakteri. Ada 3 teknik yang digunakan dalam praktikum kali ini,
yaitu pour plate, spread plate, dan streak plate.
Pour
plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar
dengan cara memasukkan suspensi bakteri terlebih dahulu, lalu dimasukkan media
NA cair, kemudian letakkan diatas meja dan gerakkan cawan petri membentuk angka
8. Dimana kelebihan metode ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar
merata pada media agar.
Spread
plate adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan
cara menuangkan suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu ratakan menggunakan
alat yang bernama spreader. Bedanya dengan metode tuang adalah pencampuran stok
kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat, sedangkan metode tuang
kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).
Streak
plate adalah teknik menumbuhkan bakteri dengan cara menggores media dengan
suspensi bakteri dan dibantu menggunakan jarum ose. Yang dimaksud menggores
pada teknik ini adalah menggores lembut tanpa melukai media atau membuat
permukaan media tidak halus. Jika permukaan media tidak halus maka persebaran
bakteri akan sulit untuk diamati pada mikroskop. Dalam teknik ini ada 3 teknik
goresan, yaitu goresan T, goresan quadran dan goresan sinambung.
Setelah
isolasi berhasil dikerjakan, selanjutnya media yang sudah berisi bakteri
tersebut dimasukkan ke dalam inkubator untuk menjaga suhu nya tetap terkendali.
Inkubasi bakteri selama minimal 1x 24 jam, maka diperoleh hasil bahwa
ditemukannya bentuk zig-zag dalam cawan petri atau berbentuk goresan sinambung
berwarna putih yang menandakan adanya mikroba, sedangkan jumlah bakteri belum
dapat kami ketahui karena belum diadakannya pengamatan yang dilakukan.
Pada
percobaan isolasi dengan cara penuangan menggunakan medium NA (Nutrien Agar).
Dimana terlebih dahulu biakan mikroba disemprotkan pada cawan petri kemudian
diberi medium NA, setelah diinkubasi dalam inkubator dari hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa terdapat mikroba di seluruh bagian media (dasar dan
permukaan) dan pertumbuhan mikroba tidak merata. Hal ini mungkin disebabkan
karena pada saat mengisolasi medium tersebut tidak rata. Adanya mikroba yang
tumbuh diseluruh permukaan medium disebabkan karena pemberian biakan bakteri
terlebih dahulu kemudian pemberian NA.
BAB V
KESIMPULAN
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, ada beberapa macam teknik isolasi diantaranya yaitu:
1.
Teknik menggores adalah
apabila mikroorganisme berada dalam suatu suspense atau suatu padatan, lalu
dengan jarum inokulasi diambil dan digoreskan pada medium tertentu maka cara
ini disebut cara menggores.
2.
Teknik menuang yaitu
apabila mikroorganisme yang akan dipisahkan berada dalam satu suspensi, untuk
memisahkan dituangkan kedalam medium tertentu maka disebut teknik menuang.
3.
Metode sebar adalah
teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar yang telah
memadat.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikan kedepannya
diharap semua dapatmengetahui dan menguasai hal-hal yang harus di perhatikan
dalam setiap praktikum serta semua cara kerja dalam memulai praktikum.
Daftar Pustaka
Aditiwati, P dan Kusnadi. 2003.Kultur
Campuran dan Faktor LingkunganMikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi
Tea–Cider. DepartemenBiologi–FMIPA InstitutTeknologi Bandung. PROC. ITB
Sains dan Tek. 35 A,No (2), 147–162
Dwidjoseputro, S. 1990. Mikrobiologi
Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dwyana, Z. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi
Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi
Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 1986. Dasar
– Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Tri Puji Lestari.2018. Buku Ajar
Praktikum Mikrobiologi untuk DIII Farmasi. Graniti: Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar