Kamis, 02 Januari 2020

TEKNIK ISOLASI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
TEKNIK ISOLASI BAKTERI 









                Nama Anggota Kelompok :


                Tiara Rachmawati
1351810317
                 Lovina Lumban Gaol
1351810337
                 Windy Rachmadani
1351810348
                 Fadhiil Hisyam Putra
1351810352
                 Shindy Nasya Azhari
1351810355
                 Siti Munawaroh
1351810364











AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019



BAB I
PENDAHULUAN

       1.1  Latar Belakang
          Mikrobiologi ialah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme : Bakteri, Protozoa, Virus, serta Algae, dan cendawa miroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita dapat mempelajari tentang jasad-jasad renik ciri-cirinya kekerabatan antara sesamanya seperti juga sam dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya dan peranannya dalam kesehatan dan kesejahteraan kita . mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita beberapa diantaranya dapat bermanfaat dan merugikan beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti pembutan anggur,keju,yogurt,penisilin serta proses-proses perlakuan pembuangan limbah (michael, 2007).
          Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara, makanan, maupun yang terdapat pada tubuh hewan maupun tumbuhan. Pemisahan bakteri diperlukan untuk mengetahui jenis, mempelajari kultural, morfologi, fisiologi, dan karakteristik. Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang disertai dengan pemurnian. Pengertian isolasi bakteri yaitu suatu proses mengambil bakteri dari medium atau dari lingkungan asalnya lalu menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni (Singleton & Sainsbury, 2006).
        
      1.2   Rumusan Masalah
    Ada berapa dan bagaimana teknik isolasi bakteri?

      1.3  Tujuan
     Untuk mengetahui jenis-jenis dan cara isolasi bakteri

       1.4  Manfaat
       Pada praktikum ini mahasiswa dapat mengetahuijemis-jenis dan cara kerja teknik isolasi bakteri



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Mikroorganisme yang ada dalam suatu lingkungan alami merupakan campuran dari banyak jenis mikroorganisme, oleh karena itu dalam proses pembiakan salah satu jenis mikroorganisme perlu adanya pemisahan untuk mengetahui jenis, bentuk morfologi, fisiologi dan karakter dari mikroorganisme terentu. Teknik pemisahan ini disebut isolasi yang disertai dengan pemurnian (Koes, 2006).

2.1 Teknik Isolasi Mikroorganisme
            Teknik isolasi untuk memperoleh biakan murni ada beberapa cara tergantung substratnya. Isolasi mikroba dari substrat cair dapat menggunakan cara sebar (spread method) dan cara tuang (pour-plate method). Isolasi mikroba dari substrat padat dapat menggunakan cara tabur (spread method) dan cara suspensi. Hal yang perlu diperhatikan pula adalah dalam memilih sumber biakan, seperti memilih koloni yang representatif untuk diambil menjadi biakan murni. Koloni yang berada di bagian tengah dari sampel biasanya kurang terkontaminasi dibandingkan koloni yang berada di bagian pinggir (Harley & Prescott, 2002). Selain itu, koloni yang dipilih adalah yang benar-benar telah terpisah dengan koloni lain (Madigan dkk., 2011). Setelah melakukan isolasi, diperlukan upaya untuk menjaga agar biakan tersebut tetap baik, misalnya dengan disimpan di pendingin atau alat pengering (Harley & Prescott, 2002). Berikut penjelasannya :

2.1.1. Metode gores atau streak plate (culture)
Menggunakan kawat ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
 Untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores
Gambar 2.1.1 Metode streak plate

2.1.2 Metode tuang atau pour plate (shake culture)
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Gambar 2.1.2 Isolasi mikroba dari substrat cair dengan metode suspensi.
        
2.1.3. Metode sebar atau spread plate
dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal

 Gambar 2.1.3 Metode memperoleh biakan murni
2.1.4. Slant culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara menggoreskan secaa zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen.

Gambar 2.1.4 Isolasi mikroba dari substrat cair dengan metode suspensi (a), (b), dan (c) Stab culture dan (d) Slant Culture.

2.1.5. Stab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat (agar-agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-agar ini tidak miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode hitungan cawan paling banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan Swarastuti, 2011). Pembakar Bunsen, untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven, untuk mensterilkan cawan petri dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam oven dan dipanaskan dengan suhu 160 - 170oC selama 1-2 jam. Autoklave, untuk mensterilkan tabung reaksi bertutup dan erlenmeyer. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam autoklave yang ditutup dengan rapat dan nyalakan autoklave dengan temperature 121°C dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound persquare inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan Abdul, 2012).

2.1.6 Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Hal yang demikian ini dapat kita jadikan biakan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
Gambar 2.1.6 Teknik pengenceran

      2.1.7.Teknik Isolasi Khamir dan Jamur
Menurut Lestari, T. P (2018,) khusus untuk isolasi khamir dan jamur dikenal beberapa teknik inokulasi, yaitu:
a) Teknik pengenceran,
b) Teknik Hansen,
c) Teknik Lindner,
d) Mikromanipulator,
e) Isolasi spora dan sporangium.


BAB III

METODELOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Praktikum Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya, pada hari Selasa, 15 Oktober 2019 pukul 08.00-11.20 WIB.

3.2 Alat:
1.    Masker
2.    Sarung tangan
3.    Bunsen
4.    Jarum ose
5.    Tabung reaksi
6.    Rak tabung reaksi
7.    Korek api
8.    Kapas
9.    Semprotan alkohol
10.     Pipet Filler
11.     Pipet volume
12.     Cawan petri
13.     Erlemeyer
14.     Inkubator
3.3 Bahan :
1.    Nutrient Agar (NA),
2.    Nutrient Broth (NB),
3.    Aquadest,
             4.  Alkohol
3.4  Metode :
a.       Spread plate method atau cara tebar/sebar
Cara kerja
1.    Pipet mikroba yg akan di amati sebanyak 0,1 ml di depan api bunsen
2.    Flambir terlebih dahulu pinggiran cawan petri, lalu buka cawan petri didepan api bunsen.
3.  Masukkan mikroba tepat di tengah-tengah cawan petri, tutup dan flambir kembali pinggiran cawan petri
4.  Bakar batang spreader yang sebelumnya telah direndam dengan alkohol, lalu tunggu dingin.
5.    Sebarkan mikroba dengan cara memutar batang spreader secara perlahan/hati-hati hingga mikroba merata
6.    Hati-hati jangan sampai melukai media yang digunakan
7.    Keluarkan batang spreader, bakar lalu masukkan ke dalam alkohol kembali
8.    Flambir pinggiran cawan kembali.
9.    Lalu wrap bagian pinggir cawan petri

b.      Streak plate method (cara gores)
Cara kerja
1.    Bakar jarum ose hingga membara pada bagian besi yang berbentuk bulat sampai ke atasnya sedikit, biarkan hingga agak dingin
2.    Buka penutup tabung yang berisi mikroba yang telah dilarutkan lalu flambir mulut tabung
3.    Masukkan jarum ose hingga bagian ujung bulat tercelup ke dalam tabung, lalu keluarkan dan tutup kembali tabung tersebut
4.    Flambir pinggiran cawan petri yang berisi NA, agar padat, lalu buka penutup cawan petri dan masukkan jarum ose
5.    Gores perlahan zig-zag sesuai dengan teknik goresan yang dipakai dan perhatikan secara seksama garis goresan agar tidak ada yang terputus dan jangan sampai “melukai” media NA tersebut
6.    Tutup dan flambir pinggiran cawan tersebut,lalu di wrap.

c.       Pour plate method
Cara kerja
1.    Pipet mikroba yang akan digunakan menggunakan mikro pipet, lalu ambil cawan petri steril yang belum berisi media NA dan flambirlah pinggirannya terlebih dahulu
2.    Buka cawan petri dan masukkan mikroba yang telah di pipet tadi.
3.    Kemudian pipetlah media NA agar yang masih cair sebanyak 15ml dan masukkan kedalam cawan petri yang telah berisi mikroba tadi
4.    Tutup cawan petri lalu flambir pinggirannya
5.  Letakkan cawan petri di meja kerja, lalu mulai mencampur mikroba dan media NA dengan cara di gerakkan di atas meja kerja membentuk angka 8 secara perlahan-lahan (jangan terlalu kencang dan jangan terlalu lambat)


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum Mikrobiologi kali ini bakteri yang digunakan adalah Bacillus subtilis, Streptococcus, Escheria coli, Psseudomonas, dan media yang digunakan adalah NA dan NB. Masing- masing bakteri akan ditanam pada media NA di cawan petri, tabung reaksi tegak, dan tabung reaksi miring. Dan pada media NB (cair). Pada tabung teaksi tegak digunakan untuk mengetahui kebutuhan oksigen dari bakteri. Ada 3 teknik yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu pour plate, spread plate, dan streak plate.
Pour plate adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara memasukkan suspensi bakteri terlebih dahulu, lalu dimasukkan media NA cair, kemudian letakkan diatas meja dan gerakkan cawan petri membentuk angka 8. Dimana kelebihan metode ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar.
Spread plate adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu ratakan menggunakan alat yang bernama spreader. Bedanya dengan metode tuang adalah pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat, sedangkan metode tuang kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).
Streak plate adalah teknik menumbuhkan bakteri dengan cara menggores media dengan suspensi bakteri dan dibantu menggunakan jarum ose. Yang dimaksud menggores pada teknik ini adalah menggores lembut tanpa melukai media atau membuat permukaan media tidak halus. Jika permukaan media tidak halus maka persebaran bakteri akan sulit untuk diamati pada mikroskop. Dalam teknik ini ada 3 teknik goresan, yaitu goresan T, goresan quadran dan goresan sinambung.
Setelah isolasi berhasil dikerjakan, selanjutnya media yang sudah berisi bakteri tersebut dimasukkan ke dalam inkubator untuk menjaga suhu nya tetap terkendali. Inkubasi bakteri selama minimal 1x 24 jam, maka diperoleh hasil bahwa ditemukannya bentuk zig-zag dalam cawan petri atau berbentuk goresan sinambung berwarna putih yang menandakan adanya mikroba, sedangkan jumlah bakteri belum dapat kami ketahui karena belum diadakannya pengamatan yang dilakukan.

Pada percobaan isolasi dengan cara penuangan menggunakan medium NA (Nutrien Agar). Dimana terlebih dahulu biakan mikroba disemprotkan pada cawan petri kemudian diberi medium NA, setelah diinkubasi dalam inkubator dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa terdapat mikroba  di seluruh bagian media (dasar dan permukaan) dan pertumbuhan mikroba tidak merata. Hal ini mungkin disebabkan karena pada saat mengisolasi medium tersebut tidak rata. Adanya mikroba yang tumbuh diseluruh permukaan medium disebabkan karena pemberian biakan bakteri terlebih dahulu kemudian pemberian NA.

BAB V
KESIMPULAN

5.1  Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa, ada beberapa macam teknik isolasi diantaranya yaitu:
1.      Teknik menggores adalah apabila mikroorganisme berada dalam suatu suspense atau suatu padatan, lalu dengan jarum inokulasi diambil dan digoreskan pada medium tertentu maka cara ini disebut cara menggores.
2.      Teknik menuang yaitu apabila mikroorganisme yang akan dipisahkan berada dalam satu suspensi, untuk memisahkan dituangkan kedalam medium tertentu maka disebut teknik menuang.  
3.      Metode sebar adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat.

5.2  Saran
Sebaiknya untuk praktikan kedepannya diharap semua dapatmengetahui dan menguasai hal-hal yang harus di perhatikan dalam setiap praktikum serta semua cara kerja dalam memulai praktikum.

Daftar Pustaka

Aditiwati, P dan Kusnadi. 2003.Kultur Campuran dan Faktor LingkunganMikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi Tea–Cider. DepartemenBiologi–FMIPA InstitutTeknologi Bandung. PROC. ITB Sains dan Tek. 35 A,No (2), 147–162
Dwidjoseputro, S. 1990. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dwyana, Z. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka              Utama.
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Tri Puji Lestari.2018. Buku Ajar Praktikum Mikrobiologi untuk DIII Farmasi. Graniti: Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar